Niat serta dibarengi dengan usaha yang
sungguh-sungguh akan mengantarkan seseorang pada sesuatu kenyataan yang sangat
ia impikan. Setidaknya inilah yang dipegang teguh oleh seorang pemulung yang
biasa dipanggil ibu Rimah.
Pekerjaan yang dijalaninya merupakan pekerjaan
rendahan, tetapi ibu yang berusia sekitar 53 tahun tersebut ternyata mampu
mencapai impiannya untuk menunaikan rukun Islam yang kelima yakni pergi haji ke
Baitullah.
Demi mencapai impiannya tersebut, ibu Rimah telah
bekerja keras. Kurang lebih 23 tahun lamanya ia menekuni pekerjaan sebagai
pemulung. Ibu Rimah mempunyai 3 (tiga) orang anak, namun ia tetap berkeyakinan
bahwa suatu saat nanti dirinya bakal bisa naik haji ke tanah suci sebagaimana
orang-orang lain yang jauh lebih mampu darinya. Karena keyakinan tersebut,
dirinya selalu menyisihkan hasil jerih payahnya sebagai pemulung untuk ditabung
dan sebagian untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. “Memang untuk
mewujudkan impian naik haji ini penuh perjuangan. Karena saya harus menabung
selama 23 tahun lamanya. Tetapi saya yakin Allah SWT pasti mengabulkan doa saya
untuk bisa melihat Ka’bah secara langsung,” begitulah penuturannya.
Cita-cita naik haji itu sudah lama terpendam
semenjak tahun 2000 yang lalu. Saat itu dirinya mengaku masih punya usaha di
kampung halamannya di Bangkalan Madura. Masa-masa sulit ia lewati saat usahanya
bangkrut pada tahun 2003. Namun untuk menyambung hidup, ibu Rimah kemudian
menjadi seorang pemulung. Meski pekerjaannya terbilang rendah, ibu Rimah lantas
tidak menyurutkan niatnya untuk menunaikan ibadah haji.
Sekitar tahun 2002, ibu Rimah mulai mendaftarkan
diri sebagai calon jamaah haji Kabupaten Bangkalan. Pada waktu tersebut,
tabungannya ia hasilkan dari pekerjaannya sebagai pemulung yang telah mencapai
kurang-lebih Rp. 20.000.000. Selain dari hasil memulung, uang tersebut didapat
dari beberapa dermawan.
Selama mengejar impiannya, ibu Rimah tidak
bersama anak-anaknya. Bukannya tidak peduli terhadap anak dan cucunya, namun
ibu Rimah ini tidak ingin mengganggu dan menjadi beban hidup anak-anaknya.
Dirinya lebih memilih tinggal di gubuk yang dahulunya ia bangun bersama
almarhum suaminya. Terkadang pula ia istirahat di masjid yang ada di desanya.
“pada saat bersih-bersih masjid, terkadang ada orang ngasih rejeki, ya….saya
tabung,”sautnya.
Sekali lagi, dengan tekad yang kuat, ibu rimah
tetap tegar dan semangat melalui hari-harinya demi mewujudkan impiannya untuk
dapat berangkat haji. “Saya pasrahkan saja semuanya pada Allah SWT, namun saya
tidak mau putus asa saya tetap berangkat ke tanah suci,” tambahnya.
Sepeda buntut, ya ibu Rimah setiap hari
berkeliling dari kampung ke kampung mengumpulkan barang bekas. Usaha yang dilakukan
ibu Rimah tidak sia-sia. Semua hasil jerih payah dan keikhlasan hatinya membawa
Ibu Rimah berangkat haji ke Baitullah- Subahanallah.
Kalau Kita Masih Nunggu Antrian Haji Dan Daftar
Tahun Ini Kurang Lebih 18 – 20 Tahun Yang Akan datang Baru Bisa berangkat.
Kalau Kita memang terpaut umur untuk menunggu waktu yang sangat lama kenapa
kita tidak melaksanakan Umroh Saja.( Recomended ) | Umroh Sidoarjo http://umrohmediterania-sidoarjo.blogspot.co.id/
0 komentar: